Selasa, 18 Februari 2020

Fatwa Dan Fakta Tentang Lailatul Qodar


Apa ada tanda seseorang telah mendapatkan malam lailatul qadar? Bagaimana ia bisa tahu kalau ia mendapatkan malam Lailatul Qadar?
Carilah Malam Lailatul Qadar
Kita diperintahkan untuk mencari lain qadar. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)
Ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Dalam hadits lain disebutkan,
لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى
“Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa” (HR. Bukhari). 
Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa. Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa. Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.
Tanda Malam Lailatul Qadar
1- Keadaan matahari di pagi hari, terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru
Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim no. 762)
2- Kedaan malam tidak panas, tidak juga dingin, matahari di pagi harinya tidak begitu cerah nampak kemerah-merahan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’no. 5475)
Namun tanda tersebut tak perlu dicari-cari. Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata,
وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي
“Ada beberapa dalil yang membicarakan mengenai tanda-tanda lailatul qadar. Namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (Fath Al-Bari, 4: 260)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mencari-cari tanda. Yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak ibadah saja di akhir-akhir Ramadhan,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)
Tanda Seseorang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Syaikh Khalid Al-Mushlih hafizhahullah menyatakan bahwa tidak ada tanda khusus jika seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar. Terang beliau, kalau kita memperbanyak beribadah terus menerus di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tentu akan mendapatkan malam penuh kemuliaan tersebut. Demikian yang beliau utarakan dalam salah satu video beliau.‎
Yang patut pula dipahami bahwa cara menghidupkan malam tersebut bisa dengan mengerjakan shalat Isya, shalat tarawih (shalat malam) dan shalat shubuh. Mengerjakan ketiga shalat ini dapat dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk.
Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
“Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Amiin....
NASA pernah sembunyikan penemuannya tentang Lailatul Qadar 
Malam Lailaitul Qadar pada dasarnya menajdi malam rahasia bagi Allah SWT, namun ternyata fakta – fakta di balik malam Lailatul Qadar ini telah dibuktikan oleh Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA).
Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang paling dinantikan di bulan Ramadhan ini. Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang paling istimewa dan paling indah dibandingkan malam seribu bulan dan menjadi malam dimana Al-Quran diturunkan.
Malam Lailatul Qadar ini ditetapkan ketika 10 malam terakhir Ramadhan.
Selama ini umat Islam mempercayai kebenaran adanya malam Lailatul Qadar karena bersumber dari Al-Quran dan hadist. Namun faktanya, malam Lailatul Qadar ini juga bisa diprediksikan oleh Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA).
Melalui sejumlah fakta ilmiah, NASA membuktikan tanda – tanda hadirnya malam lailatul Qadar sesuai dengan yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam Al-Quran dan Al-Hadist.
Nabi Muhammada SAW mengatakan jika malam lailatul Qadar itu hadir di malam – malam ganjil . Rasulullah SAW juga mengatakan ketika malam Lailatul Qadar itu hadir maksa suhu dibumi berada dalam kondisi yang sedang, pada malam hari tidak terlihat bintang, serta pada pagi harinya udara matahari bersinar cerah namun tidak terasa panasnya.
Dalam semua ungkapan Rasulullah SAW itu , NASA telah membuktikan semuanya terkait ciri – ciri fisik tersebut. Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al- Quran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid mengatakan jika sekitar 12 tahun lalu NASA pernah menemukan ciri dari malam Lailatul Qadar sesuai yang diungkapkan Nabi Muhammad SAW.
Pada saat membuktikan tanda – tanda malam Lailatul Qadar yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW itu , Badan Nasional Antariksa Amerika menemukan bahwa pada suatu malam terjadi fenomena aneh karena tidak ada meteor yang jatuh ke atmosfer bumi serta suhu udara sedang. Padahal pada malam-malam biasa, jumlah meteor yang jatuh ke atmostfer bumi sekitar 20 meteor. Selain itu, NASA juga menemukan bahwa matahari begitu bersinar cerah namun tidak ada radiasi cahaya sekalipun.
Semua fakta yang di dapatkan oleh pihak NASA ini memang sengaja bagi mereka untuk tidak mempublikasikan fakta – fakta ini , bahkan NASA sering mendapat kritikan dari para pakar Islam karena kerap menyembunyikan fakta-fakta kebenaran tentang Al-Qur’an.
Dan dengan pembuktian dari pihak NASA ini kita sebagai umat Islam harus lebih bersyukur telah terlahir di dunia sebagai pilihan umat Nabi Muhammad SAW yang memiliki banyak kisah menakjubkan di dunia.
Kisah Rosululloh pernah mendapatkan Lailatul Qadar pada malam 27 Romadhon 
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir Bulan Suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Nabi SAW ini. Beliau berdiri shalat mereka juga shalat, beliau menegadahkan tangannya untuk berdo’a dan para sahabatpun juga serempak mengamininya. Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari Bulan Ramadhan.
 
Disaat Rasulullah SAW dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak. Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah SAW dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.
 
Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masuk kedalam suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk kedalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi. Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Ketika Rasulullah SAW mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya, hujan pun berhenti seketika.
 
Anas bin Malik, sahabat Rasulullah SAW bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah SAW. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya. ” Anas pun duduk kembali dan mendengarkan dengan seksama cerita Rasulullah SAW mengapa beliau begitu lama bersujud. Masya Allah….ternyata ketika tadi Rasulullah SAW, dan disaat hujan mulai turun, disaat itu pula malaikat dibawah pimpinan jibril turun dalam keindahan dan bentuk aslinya.
 
Mereka berbaris rapi dengan suara gemuruh tasbih dan tahmid mereka bergema dilangit dan dibumi serta alam semesta saat itu dipenuhi dengan cahaya ilahi. Inilah yang membuat Rasulullah SAW terpaku menyaksikan keindahan dan cahaya yang sama sekali tidak pernah dilihat oleh mata. Gema tasbih dan tahmid malaikat yang tak pernah didengar oleh telinga dan suasana yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh pikiran manusia.
 
Itulah lailatul qadar. Tahukah kalian, apakah Lailatul Qadar ?
 
Lailatul qadar yang sesaat itu lebih baik dari pada seribu bulan. Di malam itu, para malaikat dibawah pimpinan Jibril turun atas izin Allah SWT, mereka menebarkan kedamaian, keselamatan, kesejahteraan dan mengatur segala urusan, mereka menyampaikan salam sampai terbitnya fajar keseluruh semesta alam.
 
Sekarang Kita sudah hampir mencapai puncak terakhir dari Bulan Ramadhan, dan dipuncaknya kita mendapatkan pembebasan dari api neraka. Pada malam-malam terakhir, para malaikat turun dari langit untuk menaburkan kasih sayang Allah SWT kepada para hambanya dan menyampaikan salam kepada kaum beriman hingga terbitnya fajar, itulah yang dinamakan lailatul qadar, malam yang lebih afdhal daripada seribu malam.
 
Lailatul Qadar adalah malam kebesaran Allah SWT, malam keagungan-Nya, malam pengampunan-Nya, malam yang dimiliki-Nya untuk memberi maaf kepada para pembuat dosa dan menebarkan kasih sayang kepada para hamba-Nya. Dilangit ada kerajaan sangat besar yang mengatur dan mencatat segala amal manusia dimuka bumi ini. Ketika para malaikat melihat kitab catatan amal manusia, mereka iri dengan amal yang hanya khusus dilakukan penduduk bumi dimalam-malam lailatul qadar. Malaikat pun tidak ada yang dapat menirunya. Salah satu di antaranya adalah rintihan taubat para pembuat dosa yang kemudian diampuni segala dosa-dosanya.
 
Allah SWT berfirman dalam sebuah hadist qudsi: “Aku lebih suka mendengarkan rintihan para pembuat dosa ketimbang gemuruh suara tasbih. Karena gemuruh suara tasbih hanya menyentuh kebesaranKu, sedangkan rintihan para pembuat dosa menyentuh kasih sayangKu.”
 
YA ALLAH… Kami datang mengemis dihadapan pintuMu.
 
YA ALLAH… Kami datang dengan deraian air mata, merengek dan memohon kasih sayang serta pengampunan-Mu yang begitu luas.
 
YA ALLAH… Jika pada bulan yang mulia ini, Engkau hanya menyayangi orang-orang yang mengikhlaskan shiam dan qiyamnya, maka siapa lagi yang menyayangi kami yang tenggelam dalam kubangan dosa dan kemaksiatan ini.
 
YA ALLAH… Jika Engkau hanya mengasihi orang-orang yang menaatiMu, maka siapa yang akan mengasihi kami yang berlumuran dengan dosa dan maksiat ini.
 
YA ALLAH… Jika Engkau hanya menerima orang-orang yang tekun dalam beramal, maka siapa yang akan menerima orang-orang yang malas seperti kami ini.
 
YA ALLAH… Beruntunglah orang-orang yang berpuasa dengan sebenar-benarnya. Berbahagialah orang-orang yang shalat malam dengan sebaik-baiknya. Selamatkanlah orang-orang yang beragama dengan tulus. Sedangkan kami adalah hamba-hambaMu yang hanya bisa berbuat dosa dan maksiat. Sayangilah kami dengan kasihMu. Bebaskanlah kami dari api neraka dengan ampunanMu. Ampunilah dosa-dosa kami dengan kasih sayangMu. Wahai Yang Paling Penyayang dari semua yang Menyayangi, sayangilah kami.
 
YA ALLAH… Tuangkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap gangguan orang-orang kafir, baik itu gangguan dzahir maupun batih.
 
YA ALLLAH… Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa dan bersalah.
 
YA ALLAH… Janganlah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
 
YA ALLAH… Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa-apa yang kami tak sanggup memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau sebenar-benarnya penolong kami.
 
YA ALLAH… Ampunilah dosa-dosa dan tindakan-tindakan yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian-pendirian kami dalam barisan iman dan islam.
 
YA ALLAH…Janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Allah, sesungguhnya hanya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
 
YA ALLAH…Janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, padahal Engkau sudah memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia.
 
YA ALLAH…Kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat karena Engkau adalah sebaik-baiknya Pemberi Rahmat.
 
YA ALLAH…Sempurnakanlah cahaya bagi kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
 
YA ALLAH…Terimalah amalan-amalan kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
 
YA ALLAH…Sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari dahsyatnya siksaan neraka.
 
YA ALLAH… Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksaan neraka yang sangat pedih.
 
YA ALLAH… Jauhkan azab jahanam dari kami, karena sesungguhnya azab itu adalah kebinasaan yang kekal.
 
YA ALLAH…Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
 
YA ALLAH…Kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, siapa lagi yang akan memaafkan dan mengampuni kami Ya Allah. Jika tidak ada maaf dan ampunanMu niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.
 
YA ALLAH…Anugrahkanlah kepada kami, istri-istri dan keturunan yang dapat menyenangkan dan menggembirakan hati kami dan jadikanlah kami sebagai orang-orang yang bertakwa.
 
YA ALLAH…Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan. Kami telah mengikuti RasulMu Muhammad, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi.
 
YA ALLAH…Kami sadar bahwa amal-amal kami didunia hanya sedikit dan kami selalu menyalahi apa-apa yang telah Engkau tetapkan, akan tetapi janganlah Engkau hinakan kami dari hari kiamat kelak, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.
 
YA ALLAH…Ampunilah kami serta kedua orang tua kami, saudara-saudara kami, anak dan isteri kami dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hari dimana Engkau menghisab semua amal-amal kami selama di dunia.
 
YA ALLAH…Berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam segala urusan kami.
 
YA ALLAH…Jadikanlah kami dan keturunan kami sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat.
 
YA ALLAH…Dengarkanlah dan kabulkanlah semua do’aku.Shalawat dan salam selalu tercurahkan atas junjunganMu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
 
Amin......‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar